TOUR OF DUTY: Silaturahmi dengan IKA UT Bengkulu

0

KE KAMPUNG HALAMAN FATMAWATI SOEKARNO DI BENGKULU

Penulis: Lukman Yudho Prakoso

Editor: N. Indah Sari

Senang sekali rasanya saat mengetahui bahwa proposal saya untuk melaksanakan penelitian di Bengkulu, telah lolos seleksi penelitian dosen Universitas Pertahanan.

Saya pernah ke Bengkulu sekitar tahun 2000 pasca gempa yang melanda Kota Bengkulu dan sekitarnya.

Sebagai Perwira TNI AL saya telah banyak melihat daerah di Nusantara ini, namun ke Bengkulu saat itu belum dapat melihat kota ini lebih banyak karena terbatasnya waktu saat itu dan dalam misi memberikan bantuan gempa bumi.

Setiap ke suatu daerah saya selalu mencoba untuk mencari sesuatu yang  khas yang menurut saya menjadi icon dari suatu wilayah.

Icon pertama Bengkulu adalah nama bandaranya yaitu Bandara Fatmawati. Semua orang sudah tahu banyak paham siapa Fatmawati. Beliau adalah istri dari Presiden Soekarno yang asli dari Bengkulu.

Siapakah Fatmawati?

Berikut adalah sekelumit kisah beliau.

Fatmawati, wanita asli pribumi ini lahir di Bengkulu pada tanggal 5 Februari 1923 dengan nama asli Fatimah. Nama Fatimah merupakan pemberian dari kedua orang tuanya.

Fatmawati merupakan keturunan dari pasangan Hassan Din dan Siti Chadijah yang mana kedua orangtuanya adalah keturunan Puti Indrapura atau biasa disebut seorang keluarga raja dari kesultanan Indrapura, Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

Ayah Fatmawati juga terkenal sebagai salah satu tokoh Muhammadiyah di Bengkulu. Fatmawati dididik dan dibesarkan kedua orangtuanya di Bengkulu.

Ketika beranjak dewasa, Fatmawati menikah dengan Presiden Indonesia Pertama Soekarno pada tanggal 01 Juni 1943, saat itu Fatmawati berusia 20 tahun. Dari pernikahan tersebut, secara otomatis Fatmawati menjadi Ibu Negara Indonesia pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1967.

Fatmawati merupakan istri ketiga dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Pasangan Pemimpin Negara Indonesia tersebut dikaruniai lima orang putra dan putri, di antaranya adalah Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan yang terakhir Guruh Soekarnoputra.

Ibu Negara Indonesia Pertama ini terkenal sebagai wanita yang berjasa dalam menjahit bendera Sang Saka Merah Putih yang dengan tegas dikibarkan pada upacara pertama Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Fatmawati meninggal pada tanggal 14 Mei 1980 pada usia 57 tahun di Kuala Lumpur, Malaysia karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umroh dari Mekkah. Fatmawati dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta.

Saat ini nama Fatmawati juga dijadikan sebuah nama Rumah Sakit di Jakarta, selain itu juga nama Fatmawati Soekarno dijadikan sebuah nama Bandara Udara di Indonesia tepatnya di Bengkulu, kota kelahiran Fatmawati.

Saya merasa bangga bisa kembali hadir di Kota Bengkulu dengan waktu relatif cukup untuk mengenal Kota Bengkulu, bangga karena bisa sampai di tanah kelahiran ibu negara Fatmawati yang  terkait erat dengan sejarah bangsa Indonesia. Wanita hebat asal Bengkulu yang memiliki Putri yang akhirnya juga menjadi Presiden Indonesia yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri.

Selain melaksanakan penelitian dosen Unhan, saya juga menjabat sebagai Ketua 2 Ikatan Alumni Universitas Terbuka Pusat, membantu Jendral (Purn) Dr. Moeldoko sebagai Ketua Umum.

Kesempatan baik ke Bengkulu ini juga saya manfaatkan menjalin silaturahmi dengan teman-teman pengurus IKA UT Wilayah Bengkulu.

Bangga dan senang sekali saya disambut setibanya di Bengkulu. Bangga disambut oleh para pejuang sosial untuk memajukan Bengkulu dan Indonesia dengan program-programnya di IKA UT Bengkulu.

Beberapa hal dalam diskusi yang dilaksanakan dengan Pengurus IKA UT Wilayah Bengkulu adalah, bahwa IKA UT sudah melaksanakan pembukaan IKA UT Cabang dari Wilayah Bengkulu.

Adapun beberapa hal yang saya sampaikan adalah sebagai berikut:

  1. Ucapan terimakasih atas kinerja pengurus IKA UT Wilayah Bengkulu yang masih semangat walaupun dalam kondisi pandemi
  2. Mengajak IKA UT Wilayah Bengkulu untuk memikirkan bagaimana organisasi ini dapat lebih bermanfaat kepada Alumni UT.
  3. Agar IKA UT Wilayah Bengkulu dapat berinovasi dengan memanfaatkan TI seperti melaksanakan seminar on line dengan tema yang menarik, dengan konstribusi peserta yang mengikuti dapat digunakan sebagai inovasi untuk mencari sumber pemasukan bagi organisasi IKA UT di Wilayah Bengkulu.
  4. IKA UT adalah bagian dari UT, sehingga IKA UT harus dapat bekerjasama sebaik-baiknya dengan UBBJJ UT yang ada di Wilayah Bengkulu, diskusikan dan adakan kerjasama yang saling menguntungkan.
  5. IKA UT Wilayah Bengkulu dapat juga melakukan kerjasama dengan entitas-entitas lain di Wilayah Bengkulu, untuk sama-sama melaksanakan kegiatan yang dapat saling memberikan manfaat.

Potensi IKA UT Wilayah Bengkulu sangat besar, diperlukan inovasi-inovasi yang saling memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bekerjasama.

Berbagai peluang dapat dilaksanakan dengan semangat akuntabilitas dan transparansi agar organisasi dapat tumbuh dan berkembang secara sehat. Organisasi IKA UT dapat dijadikan alat perjuangan untuk  kepentingan Alumni UT di Wilayah Bengkulu.

Suatu kebanggaan dan kebahagiaan  bisa menjalin silaturahmi antara IKA Pusat dan IKA UT Wilayah Bengkulu. Diharapkan komunikasi antara Pengurus Pusat dan Wilayah dapat terjalin dengan baik dan dapat memberikan manfaat kepada alumni yang menjadi anggotanya, masyarakat umum, bangsa dan negara.

Demikian sekilas catatan kecil kunjungan saya dalam misi tugas negara sekaligus kesempatan silaturahmi dengan IKA UT Wilayah Bengkulu.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial