Cita-cita Mengubah Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional, Mungkinkah Tercapai?
Penulis : Metta Dini Evandari – Juara 2 Kategori Alumni
Editor : Norhayati Indah Sari
- Pendahuluan
Bahasa adalah media yang paling utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa, manusia akan merasa kesulitan dalam menyampaikan ide, pendapat atau pun perasaan. Pada zaman purbakala, manusia-manusia primitif berkomunikasi melalui gerakan tubuh diiringi oleh suara yang dikeluarkan mulut. Meskipun gerakan dan suara tersebut belum memiliki makna namun semua itu sudah bisa dibilang sebagai bahasa.
Suatu bahasa dapat tercipta ketika manusia di satu area memiliki kesamaan pemikiran dalam menamai benda. Lambat laun kata-kata yang mereka ciptakan berkembang menjadi kalimat sehingga akhirnya berubah menjadi bahasa. Penciptaan bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kondisi lingkungan sekitar, makanan yang dikonsumsi, makhluk hidup lain yang berinteraksi dengan manusia, dan isolasi area . Itulah sebabnya mengapa dalam suatu negara bisa terdapat berbagai macam bahasa daerah beserta aksennya.
Banyaknya bahasa di dunia menyebabkan interaksi antara masyarakat daerah satu dengan daerah lain mengalami kesulitan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka terciptalah bahasa penghubung atau lingua franca. Bahasa Indonesia termasuk lingua franca di wilayah negara Indonesia karena menjadi bahasa penghubung bagi suku-suku daerah yang memiliki bahasa daerah masing-masing.
Bahasa yang ditetapkan menjadi bahasa lingua franca menandakan bahwa negara atau wilayah yang menggunakan bahasa tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar. David Crystal (1997) seorang pakar linguistik asal Inggris pernah mengutarakan pendapat bahwa suatu bahasa bisa menjadi bahasa internasional karena satu alasan utama yaitu kekuatan politik warga negaranya terutama kekuatan militernya. Para pakar linguistik lain memiliki pendapat yang sama dengan Crystal namun mereka cenderung percaya bahwa kekuatan ekonomi dan faktor demografis yang membuat suatu bahasa bisa menjadi lingua franca.
Penulis memiliki cita-cita Indonesia bisa membawa Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional menggantikan posisi Bahasa Inggris sekarang ini. Esai ini akan membahas apakah ada kemungkinan cita-cita penulis dapat terwujud di masa mendatang dan faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dan ditingkatkan agar cita-cita tersebut dapat tercapai
2. Pembahasan
Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan menempati posisi ke empat pada daftar negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia tentu saja memilik. Dari daftar tersebut bisa dipastikan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman penduduk dan latar belakang budaya. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 pernah melakukan sensus suku bangsa dan ras yang ada di Indonesia. Hasil sensus menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku.
Setiap suku memiliki latar belakang budaya, adat istiadat dan bahasa lokal masing-masing. Pada tahun 2018, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa Kemendikbud) mengemukakan bahwa terdapat 652 bahasa daerah di Indonesia berdasarkan hasil pemetaan bahasa selama 26 tahun yang dimulai dari tahun 1991. Itupun masih ada bahasa daerah yang belum teridentifikasi oleh Badan Bahasa.
Oleh karena banyaknya bahasa daerah tersebut maka keputusan untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional adalah keputusan yang sangat tepat demi kelancaran hidup masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Jika Bahasa Indonesia bisa menyatukan 1.340 suku di Indonesia dan menaungi 652 bahasa daerah maka tidak menutup kemungkinan Bahasa Indonesia bisa menyatukan juga suku-suku bangsa di dunia atau menggantikan posisi Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Perubahan bahasa suatu negara menjadi bahasa internasional yang diakui dunia tidak mungkin ditempuh dalam waktu setahun dua tahun. Bahkan sangat sulit untuk dicapai dalam waktu 50 tahun ke depan. Jika suatu bahasa suatu negara bisa diakui menjadi bahasa internasional, bisa dipastikan bahwa negara tersebut adalah negara yang memiliki kekuatan yang sangat besar terutama di bidang politik, militer ataupun ekonomi. Seorang pakar linguistik asal Inggris, David Crystal, berpendapat bahwa alasan utama sebuah bahasa bisa menjadi bahasa internasional adalah kekuatan politik dari warganya khususnya kekuatan militer.
David Graddol dalam bukunya The Future of English mengemukakan bahwa ada dua kondisi yang membantu Bahasa Inggris berkembang menjadi bahasa internasional. Kondisi yang pertama adalah penyebaran warga negara Inggris pada saat Kerajaan Inggris melakukan ekspansi besar-besaran di abad pertengahan. Ekspansi ini menyebabkan komunitas masyarakat berbahasa Inggris tersebar di segala penjuru dunia.
Kondisi yang kedua adalah kemenangan pihak sekutu pada Perang Dunia II. Pihak sekutu yang dipimpin oleh dua negara besar saat itu yaitu Amerika Serikat dan Inggris memperlihatkan bahwa kekuatan militer dan politik kedua negara tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Kedua negara tersebut merupakan negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Jadi jelas saja ketika masa pemulihan paska perang organisasi-organisasi di seluruh dunia menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa penghubung dalam berinteraksi antar negara. Kedua kondisi tersebut menegaskan kembali bahwa kekuatan politik dan militer suatu negara mempengaruhi penempatan bahasa sebagai bahasa internasional.
Kedua kondisi tersebut di atas masih belum bisa dikatakan sudah diterapkan oleh Indonesia. Pada tahun 2015 terdata bahwa hanya 3% dari total jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 8 juta orang Indonesia yang telah menyebar di berbagai benua. Jumlah penyebaran ini terbilang sedikit jika dibandingkan jumlah penyebaran warga negara lain seperti China yang memiliki jumlah penyebaran warganya sebanyak 50 juta orang di seluruh dunia.
Penyebaran diaspora Indonesia tidak hanya berjumlah sedikit namun juga lingkup penyebarannya bisa dibilang sempit. Lingkup penyebaran warga Indonesia tidak menyebar secara merata di berbagai benua namun cenderung terkonsentrasi. Tiga negara dengan konsentrasi jumlah diaspora Indonesia terbanyak adalah Malaysia, Belanda dan Arab Saudi. Negara Malaysia dan Arab Saudi memiliki jumlah terbanyak karena kedua negara ini sering dijadikan tujuan utama para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sedangkan Belanda banyak dipilih warga Indonesia sebagai tempat menetap merupakan imbas dari kolonialisme Belanda terhadap Indonesia. Lamanya penjajahan Belanda terhadap Indonesia menyebabkan banyak terlahir peranakan Indonesia-Belanda yang kemudian beremigrasi ke Belanda. Belanda juga menjadi negara favorit mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan karena kebudayaan Belanda relatif sudah dikenal masyarakat Indonesia, efek dari kolonialisme Belanda yang panjang, dibandingkan negara-negara lain di Eropa.
Kondisi kedua yang berperan besar dalam menempatkan Bahasa Inggris menjadi bahasa internasional adalah pengaruh kekuatan politik dan militer dari kedua negara besar yaitu Amerika Serikat dan Inggris paska Perang Dunia II. Agar Indonesia bisa memperkenalkan Bahasa Indonesia ke segala penjuru dunia, Indonesia harus bisa meningkatkan kekuatan politik dan militer setara dengan kedua negara tersebut. Namun sayangnya, jenjang kekuatan politik dan militer Indonesia dengan Amerika dan Inggris masih terlampau jauh.
Pada awal tahun 2021 sebuah situs berbasis statistik, Global Firepower, melaporkan hasil analisis dan evaluasi di bidang pertahanan pada 138 negara di dunia. Global Firepower melakukan analisis secara lengkap berdasarkan 50 faktor terkait pertahanan satu negara mulai dari kekuatan militer terkini, kondisi ekonomi, kesiagaan logistik hingga kondisi geografis negara tersebut. Dari hasil analisis dilaporkan bahwa kekuatan militer Indonesia berada di peringkat teratas di jajaran negara-negara ASEAN. Meskipun peringkat pertama di kawasan Asia Tenggara, kekuatan militer Indonesia masih kalah dengan kekuatan militer enam negara Asia lainnya. Kekuatan militer Asia masih dipimpin oleh negara raksasa China. Belum lagi jika dibandingkan dengan kekuatan militer negara-negara di dunia, Indonesia menempati posisi ke-16. Kekuatan militer Amerika Serikat masih bertengger di posisi puncak seluruh dunia.
Kekuatan politik Indonesia pun masih belum bisa diperhitungkan di mata dunia. Djayadi Hanan, Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI), mengatakan bahwa kekuatan politik Indonesia masih belum memberikan pengaruh apa-apa di kancah politik Asia. Sejalan dengan pendapat Hanan adalah pendapat Profesor Richard Robinson. Pengamat politik kawasan Asia tersebut menyatakan bahwa kebijakan politik demokrasi yang diterapkan Indonesia patut diacungkan jempol karena bisa menjadi contoh terbaik mengenai kehidupan demokrasi terutama di negara Muslim. Namun Profesor Richard mengamati bahwa kebijakan politik Indonesia tidak diimbangi dengan kebijakan ekonomi internasional yang sepadan. Indonesia masih berkutat meningkatkan kekuatan ekonomi domestik. Beliau berpendapat bahwa politik dan ekonomi memiliki hubungan yang saling mendukung. Jika Indonesia mampu memperlihatkan kekuatan ekonomi yang kuat di panggung internasional maka dengan sendirinya dunia akan menganggap kekuatan politik Indonesia layak untuk dipertimbangkan.
Kedudukan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional hingga beberapa dekade masih sulit digeser. Hal ini disebabkan karena Bahasa Inggris saat ini digunakan di semua bidang seperti pendidikan, bisnis, sains, kedokteran, informasi teknologi, dan pariwisata. Dengan kondisi kekuatan politik, ekonomi dan militer Indonesia sekarang ini rasanya akan sangat sulit untuk bisa memperkenalkan Bahasa Indonesia ke hadapan masyarakat Indonesia apalagi menggantikan posisi Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Namun apakah itu berarti tidak ada peluang sama sekali bagi Bahasa Indonesia menggantikan posisi Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional?
Kedudukan Bahasa Inggris memang superior di era abad ke-21 ini tapi bukan berarti Bahasa Inggris bisa selamanya bertengger di posisi puncak bahasa dunia. Ada beberapa faktor yang dipercaya bisa mempengaruhi kedudukan Bahasa Inggris di masa mendatang.
Faktor yang pertama adalah perkembangan bahasa asing selain Bahasa Inggris yang semakin pesat sebagai contoh Bahasa Mandarin. Sejak Cina melakukan reformasi ekonomi pada tahun 1978, Cina berubah menjadi negara komunis yang terisolasi menjadi negara raksasa yang mampu menyaingi kejayaan Amerika Serikat. Hanya dalam waktu tiga dekade Cina mampu menggeser posisi Jepang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Dengan perekonomian yang semakin kuat, maka akan semakin banyak negara-negara di dunia yang melakukan transaksi perdagangan dengan Cina. Cina termasuk negara yang sangat mengagungkan kebudayaan sendiri. Itu sebabnya dalam setiap hubungan internasional Cina kukuh menggunakan Bahasa Mandarin dan bukan Bahasa Inggris. Tentu saja hal ini menyebabkan negara-negara lain yang berniat menjalin kerja sama dengan Cina harus mempelajari Bahasa Mandarin terlebih dahulu.
Penyebaran warga Cina di luar negaranya termasuk yang paling luas di seluruh dunia. Hampir di setiap negara di berbagai benua terdapat kawasan Pecinan yang menandai kawasan diaspora Cina. Tidak heran jika jumlah orang yang fasih berbahasa Mandarin semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Faktor yang kedua adalah kebijakan sistem pendidikan yang mengharuskan para siswanya mempelajari bahasa asing selain Bahasa Inggris. Sebagai contoh kebijakan sistem pendidikan di Swis yang mengharuskan warganya mempelajari Bahasa Perancis dan Bahasa Jerman selain Bahasa Inggris.
Faktor ketiga adalah regionalisme. Regionalisme adalah kecenderungan untuk kerja sama dengan negara lain yang berada di kawasan yang sama atau yang berada di wilayah terdekat. Negara-negara dalam satu wilayah biasanya memiliki kebudayaan yang mirip satu sama lain yang membuat setiap transaksi perdagangan lebih mudah jika dibandingkan dengan transaksi bersama negara beda kawasan. Selain kebudayaan, bahasa yang digunakan negara dalam kawasan yang sama biasanya berasal dari satu rumpun. Sebagai contoh Indonesia dan Malaysia yang sama-sama berada di wilayah Asia Tenggara dan memiliki rumpun bahasa yang sama yaitu Bahasa Melayu.
Hubungan kerja sama atau transaksi perdagangan regionalisme biasanya menggunakan bahasa yang umum digunakan di kawasan tersebut bukan Bahasa Inggris. Sebagai contoh Bahasa Spanyol digunakan pada transaksi perdagangan di kawasan Amerika Selatan karena sebagian besar negara-negara di benua Amerika Selatan memakai Bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu. Contoh lain adalah Bahasa Mandarin atau Kanton lebih banyak digunakan sebagai alat komunikasi perdagangan di Hong Kong meskipun Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi Hong Kong yang merupakan salah satu negara persemakmuran Inggris.
Faktor keempat adalah kekuatan politik atau militer di satu negara membuat negara-negara tetangga di sekitarnya lebih memilih menggunakan bahasa lokal negara tersebut saat menjalin kerja sama daripada menggunakan Bahasa Inggris. Faktor terakhir adalah pemakaian bahasa di kehidupan rumah tangga. Tidak semua orang di negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa ibu dalam kehidupan sehari-harinya berbicara Bahasa Inggris juga. Banyak di antara warga negara Inggris atau Amerika merupakan imigran. Demi melestarikan kebudayaan dari negara yang mereka tinggalkan, mereka berbicara menggunakan bahasa daerah asal dalam kehidupan sehari-hari. Faktor yang terakhir ini memang pengaruhnya paling kecil dalam mengubah kedudukan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, namun jika satu keluarga membentuk perhimpunan dengan keluarga imigran lain maka penggunaan bahasa daerah asal akan semakin sering dan meluas sehingga Bahasa Inggris semakin lama akan semakin ditinggalkan.
Jika melihat faktor-faktor yang dapat mengubah kedudukan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, Bahasa Indonesia sepertinya berpotensi menjadi bahasa lingua franca. Saat ini kekuatan ekonomi Indonesia memang belum bisa dibandingkan dengan kekuatan ekonomi negara-negara maju namun Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu negara dengan perekonomian besar bahkan menjadi salah satu pendukung perekonomian global dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
Pada kuartal terakhir tahun 2020, Bloomberg Quint memaparkan hasil analisis data IMF bahwa lima tahun mendatang Indonesia diperkirakan mampu masuk peringkat lima besar kontributor ekonomi global. Selama ini yang selalu menjadi kontributor ekonomi global adalah negara-negara maju seperti Inggris, Perancis, atau Jerman. Jika Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara tersebut maka bisa dipastikan kekuatan ekonomi Indonesia akan melesat mengalahkan kekuatan ekonomi negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Perekonomian Indonesia menguat maka potensi hubungan perdagangan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai lingua franca akan semakin besar juga setidaknya di kawasan ASEAN.
Menilik faktor yang kedua yaitu mengenai sistem pendidikan yang mewajibkan siswa mempelajari bahasa asing selain Inggris sudah banyak diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Namun akan lebih baik jika pelajaran Bahasa Indonesia semakin dikuatkan agar minat siswa dalam mempelajari tata bahasa dan karya sastra Indonesia semakin meningkat.
Di era globalisasi sekarang ini banyak produk asing ataupun media hiburan dengan mudah masuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari produk dan media hiburan ini mengikis kebanggaan orang dalam menggunakan produk dalam negeri ataupun menggunakan Bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Generasi muda di Indonesia sekarang ini lebih senang menggunakan Bahasa Inggris saat mereka mengakses media sosial internet. Jika ingin Bahasa Indonesia menjadi bahasa nomor satu dunia sudah saatnya penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan kembali digalakkan di tingkat sekolah. Setelah siswa memahami tata bahasa dan karya-karya sastra dengan baik dan benar, barulah bahasa asing lain diperkenalkan pada siswa.
Pengenalan dan pemahaman Bahasa Indonesia juga seharusnya dipromosikan di negara-negara lain. Saat ini sudah ada beberapa negara di dunia yang memasukkan Bahasa Indonesia menjadi salah satu kajian studi di universitas. Sebagai contoh University of Southern Queensland di Australia, Tokyo University di Jepang, Vietnam National University di Vietnam, Taras Shevcenko National University of Kyiv di Ukraina, dan Hankuk University di Korea Selatan. Semakin banyak universitas yang membuka program studi Bahasa Indonesia maka semakin besar pula peluang Bahasa Indonesia dikenal masyarakat dunia terutama generasi mudanya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sudah umum dikenal dalam kawasan Asia Tenggara. Malaysia dan Indonesia berasal dari rumpun bahasa yang sama yaitu Melayu. Di Singapura meskipun sebagian besar penduduknya berbahasa Mandarin dan Inggris, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang asing di telinga mereka. Banyak penduduk Timor Leste yang masih berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia. Ada sebagian kecil penduduk Filipina yang lancar berbicara Bahasa Indonesia. Di Vietnam bahkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua yang paling banyak dipakai di kota Ho Chi Minh.
Delegasi Indonesia sudah mengajukan usul Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN. Jika usul ini disetujui maka Indonesia akan menjadi bahasa lingua franca di regional Asia Tenggara. Dengan begitu, Bahasa Indonesia bisa selangkah lebih dekat dalam menggapai cita-cita menggantikan kedudukan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
3. Kesimpulan
Indonesia adalah negara kepulauan di kawasan Asia Tenggara yang memiliki penduduk dengan karakteristik majemuk. Hingga tahun 2010 terdata bahwa negara ini memiliki lebih dari seribu suku-suku daerah yang tersebar merata di berbagai pulau di Indonesia. Pada tahun 2018 Badan Bahasa mencatat bahwa Indonesia memiliki lebih dari 600 bahasa daerah. Banyaknya bahasa daerah merupakan kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia karena hal itu menandakan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam. Namun hal tersebut menjadi kelemahan karena saat berkomunikasi antara satu suku daerah dengan suku lain akan sangat sulit dan peluang terjadinya kesalahpahaman semakin besar. Oleh karena itu pentingnya satu bahasa resmi yang bisa menyatukan seluruh suku daerah dan menjembatani komunikasi setiap penduduk.
Bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa resmi nasional sejak Sumpah Pemuda diikrarkan pada tahun 1928. Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa Melayu namun juga mengadopsi dari banyak bahasa dunia seperti Arab, Inggris, Latin, dan Sanskerta. Bahasa Indonesia diperkenalkan secara resmi pada tahun 1928, namun mulai luas dipergunakan di setiap kegiatan institusi kenegaraan pada tahun 1945, pada saat proklamasi kemerdekaan dikumandangkan.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu dari identitas kebanggaan negara Indonesia. Sudah sepatutnya bagi masyarakat Indonesia untuk bangga menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Kebanggaan akan Bahasa Indonesia ini akan lebih baik lagi jika kemudian diperkenalkan secara luas ke masyarakat seluruh dunia. Pamor Bahasa Indonesia untuk saat ini masih terbatas di lingkungan Asia Tenggara namun perlahan pamor Bahasa Indonesia semakin luas ke berbagai belahan bumi. Terbukti dengan semakin banyak universitas di berbagai negara yang mulai membuka program studi mengkaji Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang mudah dipelajari sehingga Bahasa Indonesia cocok untuk menjadi lingua franca dunia menggantikan Bahasa Inggris. Kriteria suatu bahasa menjadi bahasa lingua franca adalah negara asal bahasa harus memiliki kekuatan politik, militer dan ekonomi yang besar. Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dunia bukanlah hal yang mustahil tapi akan ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Pemerintah Indonesia jika ingin impian itu tercapai.
Pemerintah Indonesia harus bisa meningkatkan kondisi perekonomian negara agar tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain. Berdasarkan data IMF tahun 2020 terlihat bahwa Indonesia salah satu dari sekian banyak negara dengan perekonomian stabil meskipun dalam kondisi pandemi. Bahkan Indonesia diprediksi bisa menjadi kontributor ekonomi global bersandingan dengan negara-negara maju Eropa pada tahu 2025 mendatang. Ini berarti Indonesia memiliki kapasitas untuk menjadi negara dengan kekuatan ekonomi besar. Semakin tinggi kekuatan ekonomi maka akan semakin tinggi tingkat pemakaian Bahasa Indonesia dalam hubungan perdagangan dan semakin tinggi peluang Bahasa Indonesia menjadi lingua franca.
Kekuatan ekonomi, politik dan militer berdiri saling melengkapi dan menopang satu sama lain. Jika salah satu kekuatan tersebut semakin menguat maka kekuatan-kekuatan yang lain akan ikut menguat bersamaan.
Upaya menjadikan Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional tidak cukup dilakukan oleh pemerintah saja namun juga perlu dukungan dari masyarakat Indonesia sendiri. Jika pemerintah Republik Indonesia fokus dalam meningkatkan kekuatan ekonomi, politik dan militer supaya dapat menjadi negara adidaya, maka proses pengenalan dan penyebaran Bahasa Indonesia menjadi tugas masyarakat Indonesia. Dimulai dari rasa bangga menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa internasional adalah bahasa yang dikenal dan dipakai di seluruh penjuru dunia. Jika Bahasa Indonesia tidak dikenalkan dan disebarkan maka sampai kapan pun Bahasa Indonesia tidak akan bisa menjadi bahasa global. Luasnya persebaran warga di berbagai benua sangat mempengaruhi tingkat penyebaran bahasa. Oleh karena itu warga negara Indonesia yang tersebar di seluruh dunia seharusnya mencoba mempromosikan Bahasa Indonesia di setiap kesempatan.
Jika pemerintah dan masyarakat Indonesia bekerja sama dalam meningkatkan kekuatan perekonomian, politik dan militer negara dan mempromosikan Bahasa Indonesia di berbagai kegiatan internasional maka impian Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional akan semakin lekas tercapai.
Daftar Pustaka
Crystal, D. 1997. English as a Global Language. Cambridge: Cambridge University Press.
Graddol, D. 1997. The Future of English. London: The British Council.
Kelaspintar.id. 2 Desember 2019. 6 Negara ini Jadikan Bahasa Indonesia sebagai Mata Pelajaran. Diakses pada 21 Maret 2021, di https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/6-negara-ini-jadikan-bahasa-indonesia-sebagai-mata-pelajaran-2545
CNNIndonesia.com. 13 Januari 2020. Masih Lemah, Indonesia Dinilai Belum Berpengaruh di Asia. Diakses pada 19 Maret 2021, di https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200112220554-26-464685/masih-lemah-indonesia-dinilai-belum-berpengaruh-di-asia
Kemdikbud.go.id. 24 Juli 2018. Badan Bahasa Petakan 652 Bahasa Daerah di Indonesia. Diakses pada 11 Maret 2021, di https://kemdikbud.go.id/main/blog/2018/07/badan-bahasa-petakan-652-bahasa-daerah-di-indonesia
Kompas.com. 8 Juli 2016. Profesor Australia: Indonesia Tak Punya Kapasitas untuk Jadi Kekuatan Baru di Dunia. Diakses pada 19 Maret 2021, di https://kompas.com/internasional/read/2016/07/08/13300091/profesor.australia.indonesia.tak.punya.kapasitas.untuk.jadi.kekuatan.baru.di.dunia
Kompas.com. 4 Januari 2020. Daftar Suku Bangsa di Indonesia. Diakses pada 11 Maret 2021, di https://kompas.com/skola/read/2020/01/04/210000869/daftar-suku-bangsa-di-indonesia
Kontan.co.id. 19 Januari 2021. Ranking 16 dunia, ini kekuatan militer Indonesia. Diakses pada 19 Maret 2021, di https://kontan.co.id/news/ranking-16-dunia-ini-kekuatan-militer-indonesia
Medium.com. 24 September 2018. Insights on Overseas Indonesian Community. Diakses pada 19 Maret 2021, di https://medium.com/@harshhingorani/insights-on-overseas-indonesian-community-54cdfaedfde
Moulin, Luciana Casotti. 2017. English as an International Language: A Critical Approach. IOSR Journal of Research & Method in Education, 7, 30-41. www.iosrjournals.org. Diunduh pada 11 Maret 2021.
Republika.co.id. 20 Oktober 2020. Kunci Utama Indonesia Masuk 5 Besar Ekonomi Dunia. Diakses pada 21 Maret 2021, https://m.republika.co.id/amp/qig78d383