Menggugah Kreativitas Mahasiswa Dalam Membuat Video Presentasi Daring di Masa Pandemi Covid 19

0

Penulis : Danella Cerelia PetrinaJuara 3 Kategori Alumni

Editor : Norhayati Indah Sari

Pendahuluan

Aktivitas pendidikan di masa pandemi saat ini menjadi minus pertemuan tatap muka langsung. Hal tersebut sebenarnya tidak dapat dijadikan alasan untuk meninggalkan aktivitas pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Terutama dengan adanya gebrakan “Merdeka Belajar” yang dicanangkan pemerintah saat ini, situasi sekarang sangat mendukung dalam mengaplikasikan gebrakan tersebut. Belajar tidak harus di kelas, belajar dapat di luar kelas, belajar tidak mengenal jarak, sejauh apapun itu dapat dijangkau terutama dengan pengemasan program pendidikan yang efektif dan efisien dalam berbagai kondisi.

Universitas Terbuka sebagai salah satu pelopor pendidikan tinggi yang sejak awal telah konsisten membidik sistem pembelajaran jarak jauh jelas mendapat poin lebih dibandingkan dengan sistem pendidikan tinggi lainnya yang bersifat konvensional di masa pandemi covid 19, saat ini. Melalui sistem yang telah dibuat jauh sebelum terjadinya kondisi saat ini, Universitas Terbuka tinggal melanjutkan dan mengemas sistem yang sudah ada dengan berbagai fasilitas pertemuan seperti tuweb (tutorial webiner) serta lms (learning management system) untuk memudahkan mahasiswa ataupun tutor mengakses materi maupun tugas-tugas pertemuan.

Tuweb sebagai salah satu media pembelajaran daring yang sangat memungkinkan di masa sekarang. Dengan kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik, mereka akan sangat kreatif dalam memanfaatkan momen ini untuk mengerjakan tugas-tugasnya melalui arahan yang tepat dari pendidik. Pemanfaatan presentasi daring dengan video sebagai tugas mahasiswa dilakukan untuk memberikan ruang mahasiswa berkreasi sesuai tema yang merujuk pada handout atau modul materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Namun, mahasiswa masih diberikan kebebasan mengembangkan tema tersebut dengan memberikan contoh nyata yang terjadi sesuai gambaran tema yang ada dalam handout atau modul panduan. Dengan demikian, mahasiswa dapat sekaligus mengetahui aplikasi di lapangan dari tema-tema yang ada dalam mata kuliah tersebut serta mengembangkan ide kreatif dalam membuat video presentasi daring.

Sementara itu, lms sebagai wadah bagi tutor memberikan materi yang akan dipelajari di tuweb maupun memberikan tugas mempermudah penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi ini. Dengan lms, materi dan tugas yang diberikan tutor dapat juga diakses langsung oleh mahasiswa di manapun mereka berada. Pengumpulan tugas-tugas pun lebih efektif dilakukan tanpa kendala waktu yang seringkali menyita ataupun pada kondisi saat ini yang mengharuskan untuk mengurangi interaksi tatap muka langsung demi meminimalisasi penyebaran covid 19.

Contoh Kreativitas Mahasiswa dalam Praktik Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di Masa Pandemi Covid 19

Pemantapan Kemampuan Mengajar merupakan salah satu mata kuliah yang membutuhkan kreativitas mahasiswa dalam menerapkan keilmuannya secara langsung kepada siswa. Di masa pandemi saat ini praktik dari mata kuliah ini tidak dapat dilakukan secara normal. Banyaknya sekolah-sekolah yang membatasi kegiatan belajar-mengajar tatap muka secara langsung mengakibatkan praktik mengajar menjadi terkendala. Sebelum pandemi, kegiatan praktik dapat dengan mudah dilakukan langsung pada siswa di sekolah mulai dari menyapa, memperkenalkan pelajaran yang akan dipelajari, tanya jawab, diskusi, sampai pada penugasan di mana mahasiswa praktik merasakan langsung kendala yang dihadapi siswa dan membuat inovasi pembelajaran yang menyenangkan untuk menarik minat belajar dari siswa.

Beberapa hal yang diharapkan untuk meningkatkan kemampuan mengajar mahasiswa dalam mata kuliah ini, pertama dapat mengenali karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik. Kedua, penerapan prinsip-prinsip pembelajaran dan keilmuan. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran secara efektif. Keempat, mahasiswa dapat melakukan refleksi terhadap kegiatan mengajar. Kelima, perbaikan penyelenggaraan pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Keenam, mahasiswa dapat mempertanggungjawabkan tindakan pembelajaran yang telah dilakukan melalui laporan tertulis.

Gambar 1 Praktik Kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar tatap muka langsung
Sumber: Mahasiswa UT Sri Wahyuni

Kemampuan-kemampuan tersebut jelas akan lebih efektif dilakukan dengan pertemuan tatap muka langsung. Mahasiswa dapat melihat kekurangan ataupun kelebihan yang mereka miliki dalam mengajar siswa di kelas. Dengan demikian, mereka dapat melakukan refleksi sekaligus perbaikan jika ada kekurangan dalam pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, mereka dapat mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kondisi atau situasi peserta didik yang mereka hadapi. Namun, itu semua menjadi kendala di masa pandemi covid 19 karena proses belajar mengajar yang banyak digunakan melalui sistem daring.

Seiring tuntutan proses pembelajaran daring saat ini sesuai dengan prinsip pembelajaran yang dipaparkan belajar adalah terbuka, di mana mahasiswa dapat belajar dari berbagai media ataupun aplikasi jejaring tanpa dibatasi pada satu media pokok semata berdasarkan tema pembelajaran. Belajar adalah sosial, di mana belajar maupun mengajar merupakan proses menghubungkan ide atau gagasan maupun pemikiran dari pengajar ke mahasiswa yang kemudian diidentifikasi oleh mahasiswa itu sendiri dalam pemahaman yang ditangkap sehingga dapat menghasilkan suatu hasil kreasi belajar yang menyenangkan melalui tanya jawab, diskusi yang melatih mereka memproyeksikan diri secara emosional dan sosial sebagai sosok yang nyata. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tantri berikut.

“Kehadiran sosial dalam pembelajaran daring sangat dikaitkan dengan salah satu elemen untuk meraih keberhasilan pembelajaran yang bermakna.      Kehadiran sosial dilihat dari 3 aspek yaitu aspek keterhubungan, aspek pembelajaran, dan aspek sosial. Adapun yang dapat dihadirkan dari aspek keterhubungan adalah adanya interaksi yang baik antara pembelajar, mempunyai ekspektasi yang sama terhadap hasil pembelajaran, rasa saling percaya, rasa peduli, rasa kekeluargaan, rasa kerjasama, dan tidak ada rasa keterasingan dalam kegiatan diskusi. Mengenai aspek pembelajaran dalam kehadiran sosial, pembelajar merasakan adanya rasa nyaman untuk berinteraksi sesama pembelajar, merasa didorong untuk bertanya,interaksi belajar yang baik, merasa mempunyai waktu belajar yang cukup, menerima umpan balik tepat waktu, perbedaan pendapat, keterbukaan dalam berpendapat, mendapat bantuan belajar dari pembelajar yang lain, kesesuaian materi dengan kebutuhan keilmuan, dan dorongan keinginan belajar. Sedangkan aspek sosial yang muncul selama pembelajaran daring adalah pembelajar mampu menangkap kesan yang berbeda dari peserta pembelajaran daring yang lain walaupun hanya dengan media komunikasi forum diskusi dan fitur berbasis teks lainnya.”1

Selanjutnya, belajar adalah personal, di mana dalam pembelajaran konstruksi pengetahuan yang dipahami mahasiswa bersifat individu sehingga pengajar hanya perlu memberikan pemahaman tanpa mengintervensi pola atau cara yang dilakukan selama hasil yang diharapkan secara mendasar dapat dipahami atau dimengerti oleh mahasiswa. Belajar adalah terbantukan, melalui kondisi sekarang ini media online maupun ragam aplikasi online yang beragam menjadi alternatif fasilitas pembelajaran yang efektif. Belajar adalah multirepresentasi/ multiperspektif, mahasiswa dalam hal ini dapat belajar melalui berbagai alternatif baik itu dari teks bacaan, pendengaran atau rekaman suara, video, permainan, atau berbagai bentuk bahan maupun media belajar yang tersambaikan secara daring. Belajar adalah bergerak, kondisi saat ini bukan alasan belajar tidak dapat dilakukan, melalui gadget atau mobile system dengan banyaknya aplikasi yang memudahkan pembelajaran baik dari aplikasi zoom, whatsapp, skype, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk meninggalkan pelajaran karena kerjaan ataupun urusan yang lainnya jika penggunaan aplikasi-aplikasi penunjang pembelajaran tersebut dapat dimanfaatkan seefektif mungkin.

Begitupun pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar, terdapat praktik mengajar pada mata kuliah ini. Secara otomatis, kondisi pandemi covid 19 menuntut pembelajaran dilakukan secara daring. Oleh karena itu, mahasiswa memiliki kesempatan mengasah kemampuan pembelajaran daring melalui aplikasi tuweb ms teams, zoom, atau video praktik pembelajaran dengan berbagai ragam sesuai kekreatifan mahasiswa.

Gambar 2 Mahasiswa praktik mengajar dengan memanfaatkan alat peraga di sekitarnya berdasarkan tema pembelajaran untuk menarik minat siswa belajar
Sumber: Mahasiswa UT Lovina

Dalam praktik mengajar, mahasiswa dapat membuat video pembelajaran yang nantinya dipresentasikan hasilnya sebagai bahan diskusi di kelas tuweb serta penilaian bagi pendamping di sekolah tempat mahasiswa praktik mengajar. Mahasiswa dalam membuat video pembelajaran akan mengacu pada tema dan kompetensi dasar pembelajaran yang ingin dicapai.

Tema-tema tersebut dikembalikan lagi kepada mahasiswa untuk dijadikan bahan presentasi dengan ide kreatif dari mahasiswa itu sendiri kemudian dikembangkan melalui video yang dibuat dan dipresentasikan secara daring. Hal tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pembelajaran di kelas, karena kehadiran sosial dalam pembelajaran daring masih dapat dirasakan. Mahasiswa dengan pembelajaran daring dapat juga berkreasi lebih maksimal dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menyelesaikan tugasnya secara efektif. Satu hal penting yang perlu ditekankan pada mahasiswa untuk dapat merealisasikan praktik mengajar mereka yaitu dengan pemanfaatan teknologi saat ini tidak ada yang tidak mungkin untuk membuat berbagai model pembelajaran dengan media yang sudah cukup canggih.

Kreasi mahasiswa pada praktik mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar perlu pula mengombinasikan dengan budaya-budaya yang ada untuk ditampilkan dalam video pembelajaran sehingga pendidikan karakter masih dapat berlanjut walaupun melalui situasi online. Banyaknya ragam budaya yang ada di masyarakat dapat digunakan dalam memahami berbagai mata pelajaran di sekolah. Salah satu contohnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan alat musik baik tradisional maupun modern dalam mengajarkan puisi melalui musikalisasi puisi pada pelajaran bahasa Indonesia sekaligus seni budaya (lihat gambar 2). Banyaknya kebudayaan yang ada sebetulnya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran online. Ketika mahasiswa praktik dapat memasukkan unsur- unsur budaya lokal tersebut dalam video kreasi pembelajaran pada siswa sehingga akan sangat membantu dalam mewujudkan pendidikan karakter itu sendiri. Terutama budaya-budaya lokal yang cukup banyak seperti dari segi permainan, egrang salah satunya yang dapat diajarkan dalam pelajaran olahraga di sekolah, permainan ini merupakan bagian dari olah raga yang memerlukan tongkat panjang dari bambu dan pemain berada di atasnya untuk berjalan dalam jarak serta waktu tertentu. Egrang tidak banyak lagi diketahui oleh siswa saat ini khususnya di daerah perkotaan. Dengan membuat video tentang permainan egrang ini, mahasiswa sekaligus dapat membantu siswa mempraktikkan sendiri olahraga ini. Hal tersebut akan sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan mengontrol motorik siswa.

Gambar 3 permainan egrang yang dapat dijadikan video pembelajaran di sekolah pada masa pandemi covid 19
Sumber: Pokdarwis Kedang Ipil

Terutama di masa pandemi covid ini, siswa juga memerlukan peningkatan kekuatan otot tubuhnya dan keseimbangan serta kelenturan tubuh baik area tangan maupun kaki karena aktivitas yang banyak berdiam diri di rumah dan motorik yang mereka miliki bisa jadi mulai menurun. Selain itu, permainan egrang juga dapat diajarkan untuk mata pelajaran Matematika di sekolah karena dalam permainan egrang juga memerlukan hitungan ukuran panjang tongkat dan sekaligus pijakan pada tongkat yang membentuk sudut segitiga siku-siku untuk dapat menyeimbangkan tubuh pemainnya. Oleh karena itu, rangsangan video pembelajaran yang memperkenalkan langsung secara visual cara-cara permainan egrang tersebut serta ukuran-ukuran dan bentuk bangun segitiga siku-siku sebagai pijakannya akan menjadi alternatif bagi mahasiswa praktik dalam mengajar siswa secara online.

Video pembelajaran dalam bentuk berbeda juga dapat dibuat dengan menggunakan fasilitas seperti superMe, ibisPaintX, ataupun KineMaster. Video bisa dari fenomena yang terjadi di sekitar seperti pada kebudayaan yang telah dicontohkan di atas atau dalam bentuk animasi yang dibuat dengan gerakan bibir dan gambar-gambar serta memasukkan unsur suara penjelasan di dalamnya sesuai tema yang ada dalam materi pembelajaran. Dengan demikian, siswa seakan-akan berada di dalam ruang kelas mendengarkan sekaligus melihat penjelasan dari pengajarnya. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh di bawah ini di mana animasi tersebut menggambarkan seorang guru tengah menjelaskan di depan kelas mengenai susunan organ tubuh hewan berupa katak (lihat gambar 4).

Gambar 4 Video animasi seorang guru menjelaskan tentang organ tubuh hewan
Sumber: Mahasiswa UT Saipah

Selain menjelaskan melalui gambar animasi keseluruhan baik simulasi mengajar dan objek yang dijelaskan, pembuatan simulasi mengajar masih dapat dipadukan antara animasi dan objek nyata. Pembuatan simulasi mengajar dalam bentukini kerap kali digunakan pada saat menjelaskan objek-objek wisata di daerah. Hal tersebut juga sesuai dengan tema pembelajaran yang ingin disampaikan.

Gambar 5 Video animasi guru menjelaskan objek wisata sejarah di Balikpapan
Sumber: Mahasiswa UT Nurliana Arofah

Pada dasarnya, mahasiswa praktik dalam perkuliahan Pemantapan Kemampuan Mengajar ini hanya memerlukan motivasi pembelajaran dalam menggugah kreativitas diri untuk mengembangkan media ajar sesuai situasi atau kondisi yang ada di lingkungan sekolah maupun fenomena yang terjadi seperti saat ini. Mahasiswa dituntut kelak ketika dalam aplikasi pengajaran nyata tidak akan bingung ataupun gagap dalam menggunakan berbagai media ajar karena kemajuan teknologi sangat membantu merealisasikannya.

Video salah satu wujud kreatifitas mahasiswa sejalan dengan pernyataan Zapalska mengenai siswa yang belajar melalui cara tertentu harus dapat berhadapan dengan berbagai pengalaman belajar sehingga menjadi siswa daring lebih dinamis. Sementara itu, Drago mengatakan bahwa siswa belajar daring lebih memiliki gaya belajar visual dan baca tulis kuat. Watjatrakul juga menyatakan neurotisme dan keterbukaan pengalaman dapat berimbas pada niat siswa dalam mengadopsi pembelajaran daring saat siswa merasa pembelajaran daring dapat memberikan kepuasan emosional dan sosialnya. Butler pun sejalan mengungkapkan bahwa kebutuhan belajar siswa dan lingkungan belajar secara daring memiliki kesamaan dan sebangun, di mana khususnya bagi mahasiswa sebagai pembelajar di tingkat perguruan tinggi yang memiliki pekerjaan dan memerlukan waktu yang efektif dan dapat fleksibel dengan waktunya. Hal itu akan dapat memberikan reward diri mereka sendiri dalam menikmati tantangan, memberikan kebebasan, kemandirian dalam belajar daring.2

Simpulan

Masa pandemi covid 19 banyak memberikan imbas pada berbagai bidang, terutama bidang pendidikan. Sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi banyak yang tidak dapat beraktifitas secara normal. Tatap muka tidak dapat dilakukan secara langsung dan sebagai gantinya pemanfaatan media jejaring atau lebih dikenal dengan pembelajaran daring. Bagi sebagian besar perguruan tinggi khususnya, pembelajaran dengan sistem jarak jauh menjadi hal langka di awal pandemi. Namun, tidak dengan Universitas Terbuka, situasi saat ini menjadi kesempatan menunjukkan program jarak jauh yang lama telah digagas dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Penyempurnaan pembelajaran daring menjadi salah satu bagian dari kelanjutan program tersebut. Kemandirian, kreativitas, dan kebebasan merepresentasikan materi perkuliahan menjadi bervariatif, terutama pada mata kuliah berpraktik seperti Pemantapan Kemampuan Mengajar.

Pada mata kuliah tersebut praktik mengajar biasanya dilakukan secara langsung di sekolah dengan mengajar siswa. Situasi pandemi menjadi berbeda pola, mereka terpaksa memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran dengan berbagai aplikasi yang dibutuhkan sesuai tema dan materi pembelajaran. Mahasiswa Universitas Terbuka yang terbiasa mandiri dan diberi kebebasan merepresentasikan hasil perkuliahan dapat dengan tanggap menghadapi situasi saat ini. Mahasiswa akhirnya berkreasi melalui pembuatan video pembelajaran beraneka ragam, baik dengan membuat animasi seperti guru menjelaskan di depan kelas secara langsung atau memanfaatkan alat peraga yang ada di sekitarnya, kemudian direkam untuk dapat memahamkan materi kepada siswa dan banyak lagi yang lainnya. Dengan demikian, mahasiswa Universitas Terbuka telah mengantongi poin lebih dalam situasi ini.

Catatan Kaki:

1 Tantri, N.R. 2018. Kehadiran Sosial dalam Pembelajaran Daring Berdasarkan Sudut Pandang Pembelajar Pendidikan Terbuka Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, 19 (1), 19-30.

2 Agus Purwanto*, Rudy Pramono, Masduki Asbari, Priyono Budi Santoso, Laksmi Mayesti Wijayanti, Choi Chi Hyun, Ratna Setyowati Putri. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Jurnal of Education Psychology and Cunseling. Volume 2 Nomor 1 (2020) ISSN Online : 2716-4446

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial