Senja Bersama Bapak
Yang paling menyedihkan itu bukan ketika melihat dengan sadar detik-detik terakhir nyawa berpisah dengan jasad.
Bukan.
Bukan pula saat melihat dengan sadar peti mati yang siap dikebumikan. Lagi-lagi bukan.
Kesedihan sebenarnya itu saat melihat jelas tatapan ikhlas pasangannya yang sekuat tenaga meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mampu menjalani sisa umurnya, sendirian.
Kesedihan sebenarnya ketika air mata rindunya jatuh lengkap dengan pandangan cinta pada yang terkasih di sepucuk foto kenangan, dan tak ada lagi dia yang menyeka air matanya.
Kesedihan sebenarnya bila mendengarnya mengingat setiap jengkal kebaikan kekasih hatinya yang masih terasa meski sudah tiada. Yang nyatanya baru disadari penuh dengan sebuah kepergian.
Perpisahan adalah batas. Batas antara nyata dan fana. Napas adalah batas antara hidup dan mati. Liang lahat batas antara alam kubur dan alam dunia. Juga Tuhan adalah batas antara aku dan kamu.
Mengimani batasan-batasan ini sudah cukup menjadi nasihat paling dahsyat dalam kehidupan.
Ia meyakini perpisahan yang sebenar-benarnya itu bukanlah kematian, karena mereka yang telah mengadakan perjanjian akan dipertemukan lagi dalam kehidupan yang lain.
Perpisahan sesungguhnya adalah disaat pasangan sejiwa terpisah diakhir perjalanan yaitu antara surga dan neraka.
Naudzubillah
Informasi Penulis
Nama : Parti Lestari
No. KTA : C . 32306
Alumni dari Jurusan Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan tahun 2017